Summer Drama Seoul Trip: The Departure

Sultan Hasanuddin International Airport, Makassar 

The Departure 
Gue mengambil rute berangkat langsung dari Makassar transit di KLIA2 dan selanjutnya ke Incheon, Seoul. Ternyata dari bandara Sultan Hasanuddin Makassar juga ada penerbangan international langsung ke KLIA, Malaysia. Jadi lebih murah daripada harus ke Jakarta dulu baru ke Kuala Lumpur, lho. Setelah memastikan gue membawa semua perlengkapan, akhirnya hari keberangkatan pun tiba. I was super excited and nervous sampe nggak bisa tidur malemnya. Kayak mau selangkah lagi menggapai mimpi gitu, wk lebay. Gue dengan pedenya menggeret koper karena gue emang nggak pesen bagasi melewati x-ray checking sampai imigrasi dengan lancar. Hingga langkah gue terhenti ketika melewati last x-ray checking untuk masuk ke waiting room khusus international flight di Bandara Hasanuddin, Makassar. Gue dihentikan karena katanya tongsis gopro gue nggak boleh masuk kabin dan harus masuk bagasi lalu gue mulai muter otak.
Opsi A, adalah ditinggal monopod nya.
Opsi B, Beli Bagasi sebesar 400rb-an.
Opsi C, bargain sama petugas bandara siapa tahu dilolosin
Ditinggal pun sebenernya bisa aja nanti gue suruh orang kantor untuk ambil di bandara (karena tongsis nya bukan punya gue), tapi kalau ditinggal ntar gue pake apa dong selfie nya? Galau kan?

Sampai akhirnya gue liat bapak-bapak yang lagi struggling dengan kopernya yang overbagage. Entah keberanian dari mana gue mendekati si bapak dan menawarkan untuk sharing baggage, sebuah perilaku yang seharusnya nggak boleh dilakukan, ever! I mean lo ga bisa sembarangan sharing baggage dengan orang yang nggak dikenal. Namun, karena keadaan memaksa dan budget terbatas, gue lebih sayang uang daripada nyawa sendiri. Akhirnya gue menitipkan tongsis nya di koper dia dan sharing setengah-setengah untuk bayar bagasi. Masih masuk bagasi pun masih over dan harus ada beberapa barang yang harus dibuka lagi dan dia menititipkan barangnya untuk gue yang bawa. Satu lagi hal yang gaboleh dilakukan sebenernya. But I did anyway.

Sedikit tentang gue, gue adalah orang yang paling suuzonan sama orang yang nggak dikenal. Gue lebih milih nyasar daripada harus nanya orang. Gue nggak akan mau nanya jalan ke sembarang orang. Sumpah sepanjang perjalanan ke KL gue nggak tenang yang untungnya cuma dua jam perjalanan. Takut kalo dia ter*ris atau bawa hal-hal yang dilarang (obat/narkoba) (efek kebanyakan nonton locked up abroad di natgeo). Si Bapak bercerita bahwa dia orang Malaysia yang sedang sekolah/meneliti di Makassar. “Isi barang saya cuma thesis dan buku kok”, tapi lo mesti tau ya thesis dan buku-bukunya tentang islam-islam gt dimana gue, maaf ya, jadi tambah parno mengira dia bagian dari suatu aliran islam radikal gt. Baru kali itu gue deg-degan banget melewati x-ray karena gue gatau apa di dalam barang-barang yang gue bawa, mati bgt kan? Pas di x-ray gue agak ditahan (lagi) dan disuruh untuk membuka tas gue, makin panik lah gue. Si petugas lalu menunjuk salah satu vitamin rambut gue yang harus dibuang huhu padahal masih ada setengah isinya L.
Ready to take off!
Setelah masuk pesawat si bapak itu mencari dan nyamperin gue untuk menyebutkan nomor dimana dia duduk dan mengingatkan gue untuk nggak kemana-mana setelah landing. Setelah landing pun ternyata dia bener-bener nungguin gue di depan pintu pesawat akhirnya harus bareng-bareng dia nunggu bagasi (yaiyalah barang gue ada di dia, dan barang dia ada di gue). Setelah ambil bagasi kita melewati imigrasi dan teryata paspornya dia adalah paspor Indonesia, padahal dia tadi bilangnya orang Malaysia. Gue jd berasa dibohongin gt jadi memilih diam aja nggak nyautin dia ngomong apa. Setelah itu dia insist untuk ngajak makan dulu di food court KLIA2 sambil melakukan transaksi mengembalikan barang masing-masing. Gue pun menolak untuk dibelikan makan karena makin nggak percaya ini orang. Akhirnya dia cerita kalau dia memang orang Indonesia dan merupakan professor di Jerman. Entahlah, gue harus percaya atau nggak gue pun nggak peduli yang penting barang gue aman hehe.

Tapi sekali lagi, jangan pernah lo sharing baggage dengan orang yang nggak dikenal ya! I guess I was just lucky ketemu orang yang (nggak macem-macem) baik. Gue sarankan sesekali nonton locked up abroad juga biar mawas diri.
Lepas dari drama bagasi, gue jalan-jalan sebentar untuk muter-muter KLIA karena terakhir gue transit di KL adalah waktu jaman air asia masih di LCCT yang super ga banget. KLIA2 super modern dan keren. Abis situ gue langsung check in dan menunggu penerbangan selanjutnya ke Incheon. Sambil nunggu gue jadi ngobrol sama mba-mba di sebelah gue yang berasal dari Medan dan sendirian juga.

“Mau ke Seoul juga ya? Mau ngapain emang?”
‘Iya mau nonton konser Mozart gt’

Dalam hati: gila anaknya klasik abis nonton Mozart aja sampe ke Seoul. Belakangan gue tahu ternyata Mozart itu adalah konser musical yang salah satu personil suju dan ternyata si Mba ini merupakan pecinta Suju, yaitu ELF. Gue kira dia anaknya artsy banget sampe mau ke Seoul Cuma nonton konser Mozart (piano). (Selanjutnya Mba ini kita sebut Mba Suju).Si Mba Suju ini ternyata pas pulang juga satu penerbangan jadi kita saling tuker line gitu biar bisa janjian.

"Ladies and gentlemen, Welcome to Incheon Airport, Seoul."
Anyeong Seoul! Ya Ampun se-nggak nyangka dan seseneng itu nyampe di Seoul!
Saat itu lagi heboh virus zika dan (apa gitu namanya) jadi semua yang datang dari asean harus melewati pintu khusus dan menuliskan di formulir mengenai kondisi kesehatan. Untung gue nggak diberhentiin petugas karena saat itu gue lagi memiliki semua simtom dari yg ga diperbolehkan: batuk, pilek, dan radang tenggorokan, well. Setelah itu melewati imigrasi dan naik kereta untuk ke tempat pengambilan bagasi.
Belum mandi 24 jam udah berkeliaran di Hongdae
Yang pertama gue lakukan begitu sampe adalah ambil uang di atm dan minta petunjuk untuk sampai ke Hongdae, daerah dimana gue tinggal untuk 10 hari. Bagian informasinya super ramah dan menunjukkan dimana gue harus mengantri dan harus naik bis 60002. Gue memutuskan untuk naik limousine bus dari airport daripada harus naik subway yang bahkan gue gatau caranya haha.
Gue hanya bilang ke bapak drivernya ‘Hongdae Side’ dan memberikan selembar uang 10.000 won. Bisnya bagus dan besar banget.
Gue yang baru pertama kali ke Korea bener-bener nggak tahu arah banget lah pokonya. Sebelum turun si bapak drivernya di lampu merah berdiri sambal ngomel-ngomel pake Bahasa korea gitu sambal mencet bel. Kayaknya dia mau ngasih tau sebelum turun gue harus pencet bel supaya bisnya berhenti di pemberhentian selanjutnya. Gue Cuma bilang sorry dan thank you aja sih abisan kan gue nggak tahu ya, mana dia pake Bahasa korea mana gue ngerti kan.

Akhirnya sampailah gue di Hongdae yang merupakan kawasan kampus dan terkenal sebagai pusat muda-mudi korea berkumpul. Sepanjang mata memandang banyak oppa-oppa dan eonnie-eonni yang super stylish sepanjang jalan. Gue yang sehari semalem belum mandi berasa jiper banget. Gue seperti berada di tempat dan waktu yang salah banget. Belum mandi dan geret-geret koper menyusuri Hongdae mencari jalan menuju ke Housetay. Gue mencoba untuk nanya ke polisi setempat bahkan nggak diresponL. Akhirnya gue mencari free wifi yang ada untuk mencari jalan sampai akhirnya, satu jam kemudian, menemukan tempatnya. Begitu sampai pun ternyata tempat gue ada di rumah satunya 10 menit dari rumah pertama. Gue belum bisa chek in karena belum waktunya. Akhirnya gue Cuma naro barang dan cari makan. Tempat pertama yang gue temukan adalah McDonalds di Hongdae, wk main aman dan standar banget. Tapi beda loh, di McD seoul kita harus pesan di layar, lalu keluar nomor antrian, dan bayar ke kasir. Gue pesen happy meal (yang ada bonus mainannya #tetep) lalu browsing-browsing menghabiskan waktu sampai gue bisa chek in.
Self-order
Happy meal! 
Housetay berlokasi di pusat Hongdae, jadi sebenernya strategis banget dan deket kemana-mana karena dekat sama subway juga. Gue dapet bunkbed atas di kamar sharing ber-empat cewek-cewek semua. Semua pintu pun pake pin yang biasa kita liat di drama korea gitu.  Housetay menyediakan sarapan sebenernya berupa susu dan sereal di lantai atas tapi semua self-service dan lo harus cuci piringnya lagi. Ada dapurnya juga cuma karena gue nggak tahu caranya nyalain gas di korea akhirnya gue mengurungkan niat untuk masak indomie di dapur. Gue lebih memilih sarapan onigiri yang dijual di 7eleven atau CUs daripada cuma makan sereal hehe. Housetay merupakan hostel jadi kamar mandi nya Cuma satu untuk digunakan bersama-sama penghuni lainnya dan cukup bersih untuk ukuran dipake bareng-bareng. Begitu ngeliat klosetnya, gue panik karena banyak banget tombolnya nggak kayak toilet di Indo yang Cuma ada flusher nya aja. Gue sampai nge-google how to use Korean toilet haha. Nggak taunya fungsinya sama aja sih, yang utama aja flusher. Tapi ditambah heater gt jadi kalo duduk anget-anget gimana gitu.
Sarapan tiap pagi: Onigiri dan Banana Uyu
pojok sarapan
dapur

Gue juga ternyata satu kamar dengan cewek dari Indonesia juga yang emang udah sering banget ke Seoul sampe dengan fasih menyebutkan tempat-tempat rekomendasi yang harus dikunjungi di Seoul. Dia bilang dia lagi nemenin temennya yang baru pertama kali ke Seoul, dan ternyata di ke Seoul adalah karena dia ikutan fan meeting Chanyeol EXO karena dia fansnya exo. (Selanjutnya Mba ini disebut Mba exo).
Maafin berantakan, foto diambil setelah mau pulang
Gue merekomendasikan untuk menginap di Housetay karena menurut gue harganya terjangkau dan strategis tempatnya. (yang juga memang baru pernah nginep di sini aja sih hehe). Hostelnya bersih dan sesuai dengan yang ada di web. Lumayan lah bisa ngerasain ala-ala drama korea gitu pencet-pencet pin nya (ginii aja udah bahagia) haha. kalau udah booked bisa contact via line dan KakaoTalk juga biar nggak nyasar kayak gue. Selain itu, di sekitaran housetay banyak bar dan convenience store juga macem 7eleven dan CUs. silahkan dicek di web AirAsiaGo Housetay 


Setelah ini gue akan menceritakan di postingan terpisah tentang ngapain aja dan drama yang gue alami selama di Seoul. Here are the links:
Preparation pre-departure
Entertainment Agencies Tour
Shopping & Tax Refund in Seoul and Top Seoul Makeup & Shopping Haul
Couchsurfing meeting 
Exploring around Seoul City

Keep in touch,
-LoveLipes 

CONVERSATION

0 comments:

Back
to top