Weekend Escape: Yogyakarta - Waisak 2013

whatever the journey is, it's not only the destination that matters, but the person with whom you travel

Berawal dari nonton 'The Melody' film Thailand dimana ada adegan si cewek dan cowok yang nerbangin flying lantern waktu Kratong Festival di Chiang Mai. Kedua, pernah nonton dong film tangled yang ceritanya rapunzel, orang tuanya nerbangin ribuan flying lantern tiap ulang tahunnya. Ketiga, di film arisan 2 ketika meimei tiba-tiba ada di Borobudur lagi waisakan dan nerbangin lampion yang cantik banget. plus ditambah temen gue yang tahun lalu dateng waisak di Borbudur menceritakan magicnya flying lantern ketika waisak yang bikin gue tambah mupeng pake banget.

Berdasarkan latar belakang diatas makin meyakinkan niat gue untuk ke Borobudur tahun ini, apalagi gue udah menahan untuk nggak nerbangin lampion waktu tahun baru kemaren atau ketika di phuket. semua itu demi mewujudkan menerbangkan flying lantern di Borobudur, 25 Mei 2013. cuma pedih banget kan gue sendirian mulailah cari mangsa, dan yang beruntung itu adalah Kirana yang dari awal setia mengaminkan keinginanan gue. Dari awal tahun kita udah merencanakan ini itu bahkan mem-pending menahan diri untuk nggak nerbangin lampion pas tahun baru sambil ngebayangin ribuan lampion di depan mata macem film tangled. udah se-excited itu dihadapkan pada kenyataan bahwa kita berdua UAS tanggal 27 Mei dengan mata kuliah terrempong semester ini, Metodologi Penelitian dan Statistik III, ditambah gosipnya tanggal 24 Mei nya ada presentasi akhir tugas penelitian padahal kita berangkatnya tanggal 24 dan pagi jam 06.10. mulai deh bimbang maju mundur gitu. Awalnya sih banyak yang tertarik pengen ikutan tapi mengetahui seninnya langsung UAS semuanya langsung mundur. cuma karena kita anaknya nggak cupu dan risk taker gitu jadi tetep maju untuk berangkat ke Borobudur B)

Akhirnya kirana berhasil mengajak kak Raras dan kak Dival ke borobudur! Entah perjalanan keberapa kalinya untuk pergi sama stranger, ya nggak totally stranger kayak waktu gue ke Bengkulu sih tapi baru kenal gitu sama dua kakak ini yang juga ternyata sama-sama taurus! mulai deh cari how to get there and where we are going disananya sampe kita bikin gdocs untuk bikin itinerary dan list tempat yang akan kita kunjungi dan mengatur perjalanan ini.
Basic Expense:
Jkt-Jogja KA Gajahwong   Rp.170.000
Jogja-Jkt KA Bogowonto  Rp. 210.000
Penginapan      Rp. 150.000/orang/2 malam
Mobil-tip  Rp. 90.000
Day 1
Drama pun dimulai dari sebelum berangkat dan dengan kenyataan bahwa tiket ekonomi udah nggak ada dan yang ada cuma ekonomi AC yang harganya 4x lipat. Dan semuanya semakin nyata setelah perjalanan panjang dari ketika gue, kirana dan kak raras memegang tiket Jakarta-Jogja sampai pada hari keberangkatan dimana gue muncul sepuluh menit sebelum berangkat. Perjalanan 8 jam yang dilalui dengan ngobrol (lebih banyak ngeliatin orang ngobrolnya sih gue) dan tidur, sampailah kita menjejakkan kaki di  Stasiun Tugu Yogyakarta. Satu janji yang terlaksanakan haha.

Kalimilk Jakal
Nyampe stasiun kita di jemput Pak Mus, driver kita selama di Jogja, langsung check in di Hotel Javaland dan sorenya kita makan di Kalimilk Jakal yang ternyata singkatan dari Jalan Kaliurang. Kalimilk sesuai namanya menjual susu dengan macam variasi mirip cimory gitu kalo di Puncak.
Sedih karena nggak ada susu durian, gue pesen Kalimilk Special Cookies berdasarkan rekomendasi waiters nya. ada 3 pilihan yaitu medium, gajah porsi yang super besar dan spesial. Gue pesen yang spesial karena ada ice cream floated diatasnya dan gue juga pesen mashed potato ball yang dengan kata lainnya adalah perkedel. Rasanya enak banget! susunya nggak bikin enek dan yang bikin makin enak adalah dibayarin kak raras, makasih kak!

Alun-alun Kidul & Malioboro
Setelah kenyang kita lanjut ke alkid, alun alun kidul yang gue bayangkan jadi pusat anak gaul jogja dengan lampu warna warni dan ternyata disambut oleh pedagang di sepanjang jalanan sampe kita nggak jadi nyobain melewati pohon beringin dengan mata tertutup. Terus yang lucu adalah ketika ada penjual yang heboh banget pake microphone menjajakan es krim goreng seharga 2000. karena penasaran, kirana nyoba beli yang ternyata itu bukan es krim goreng yang kayak di jakarta, tapi es potong yang dicelupin ke coklat panas mirip choco top nya McD gitu. Karena udah nggak ada yang bisa dilakuin lagi di alun-alun kita menghabiskan malam dengan menyusuri Malioboro cari oleh-oleh, makan lesehan, sampe ngementarin segala orang yang lewat. Malioboro seperti selayaknya selalu ramai orang lalu lalang. sepanjang jalur nggak bisa kedip saking banyaknya pilihan dan jadi bingung mau beli apa. Harga nggak usah ditanya lah ya dijamin murah meriah asal pinter nawar aja. Tadinya pengen ngabisin jogja dalam semalem gitu tapi mengingat besoknya akan menjalani hari yang panjang, kita balik ke hotel.

Day 2
Taman Sari Water Castle
Paginya, kita udah siap dan super excited keliling Jogja dan menyiapkan mental dan fisik mengikuti rangkaian acara waisak di Borobudur. Setelah sarapan kita ngejemput Dini dan mampir ke Taman Sari yang konon merupakan pemandian Sultan beserta selir-selirnya. gue yang sotoy sok ingin menjelajahi taman sari dan berakhir nyasar ke pemukiman warga. sayang banget nggak sempet nemuin tempat yang di ruang bawah tanah yang banyaknya tangga itu. kayanya seru kalo foto-foto disitu. Karena panas banget nggak lama-lama disana kita melanjutkan untuk beli oleh-oleh di Bakpia 25. oya, gue juga sempet beli jamu kesukaan gue beras kencur!
Dari taman sari kita balik ke Malioboro lagi dan Kirana akhirnya berhasil makan di angkringan dan menyelesaikan tantangan yang harusnya dilakukan waktu dia ke Malang kemaren yaitu membayar dengan menggunakan bahasa jawa!

Jejamuran
nyempetin makan siang disini karena (katanya) enak banget dan unik. gue kira yang bakal gimana gitu kayak memodifikasi jamur jadi kayak daging. hmm tapi ternyata cuma menyediakan segala masakan yang ada jamurnya. gue pesen tongseng jamur dan beras kencur. tongsengnya pedes banget terus makanannya juga nyampenya agak lama, mungkin karena rame juga sih. tapi ya namanya makan siang kelaperan jadi agak gak sabar gitu haha

Candi Borobudur
FINALLY! setelah melewati jalan yang panjang dan macet yang tak tertahankan, sampailah kita di Candi terbesar dan yang pernah masuk ke dalam 7 keajaiban dunia, Candi Borobudur. fyi, ini yang pertama kalinya gue ke borobudur haha.Seseneng itu ngeliat Candi Borobudur kita bikin video dan naik sampai ke puncak. wiii another check on my list :)
Borobudur hari itu rame banget! semua orang udah pada excited bahkan ada yang udah dateng sejak pagi hari untuk mengikuti upacaranya. kayanya orang-orang jakarta di pindahin kesana semua deh abisan di setiap sudut seenggaknya ada orang yang dikenal. Tapi diantara lautan orang itu juga susah buat ketemuan/janjian sama orang apalagi sinyal sama sekali nggak ada.
Udah capek dan puas ngeliat sekeliling dari puncak borobudur, kita mencari tempat untuk menyaksikan prosesi waisak di pelataran Borobudur yang sudah dipenuhi dengan wisatawan. Dari sore emang keliatan mendung lalu turun gerimis-gerimis kecil. Percaya deh sama tips dari orang-orang, coba aja google 'tips mengikuti perayaan waisak di Borobudur' hampir semua untuk menyarankan membawa jas hujan atau payung. Nggak lama gerimispun berhenti, tapi acara belum dimulai dari jadwal yang seharusnya. Ternyata molornya jadwal dikarenakan telatnya Gubernur Jawa Tengah dan Menteri Agama yang memberikan kata sambutan sebelum upacara dimulai. Yang bikin sebel adalah ketika mereka datang disambut dengan sorakan para pengunjung yang berisik dan nggak sopan banget. Acarapun dimulai dan nggak berapa lama hujan deras mengguyur sebelum pradaksina dimulai. Hujan yang nggak berhenti-berhenti membuat keadaan chaos semua orang berlarian menghindari hujan. Karena kita cuma punya satu payung, jadinya Kirana dan Kak Raras keujanan basah kuyub. Kita pun mencari tempat berteduh dan sampailah pada lobby hotel Manohara. Mulaideh merasa bersalah atas keadaan ini karena apapun gue yang ngajak jauh-jauh kesini, mulai nggak enak ngeliat pengorbanan mereka jauh jauh ke jogja demi ngeliat flying lantern yang berakhir kehujanan. Sampai dapat kabar kalo uang pembelian lampion dikembalikan, gue dan kak Dival naik lagi ke Borobudur berbekal jas hujan di depan hotel yang entah milik siapa, melawan arus manusia yang pada keluar dari borobudur. Sempet ditahan sama petugas borobudur yang ngasih tau kalo acara sudah selesai tapi kita pantang mundur dan uang dikembalikan. Gatau mesti sedih atau senang dengan pengembalian uang lampion. Sedih banget karena itu artinya gagal mewujudkan salah satu dari bucketlist gue yaitu merayakan waisak di borobudur dan ikut menerbangkan wish pada flying lantern. ya, salah satunya memang gue pengen ngeliat ribuan lampion diterbangkan bersamaan, entah seindah apa dan yang jelas kita harus pulang karena besoknya kita harus kembali lagi ke Jakarta.
pulang dari borobudur, kita mampir ke McD ring road Jogja dan ternyata masih rame aja untuk ukuran jam 1 malem. nggak sengaja nabrak orang ternyata bajunya basah total dan gue melihat sekeliling dalam kondisi sama yaitu baju kebasahan, rambut berantakan dan pada nyeker, ternyata mereka semua korban-korban dari hujannya borobudur. lucky me, gue adalah orang yang mendapatkan ayam goreng terakhir di McD itu :D
Daily expense:
Tiket Taman Sari Rp. 3.000
Tiket Borobudur Rp. 30.000
Bakpia & Kripik bayam Rp. 48.000
Day 3
Pagi-pagi banget kita udah bangun dan check out bahkan nggak sempet sarapan karena kereta kita super pagi yaitu jam setengah 8. Nyampe stasiun ternyata kereta nya terlambat jadinya masih bisa nyari sarapan. Terus kak Raras beli koran kompas yang headlinenya tentang perayaan waisak di borobudur dan ternyata ada payung kirana diantara payung-payung yang bertebaran di Bororbudur, mayan masuk koran nasional kan B)
 Berasa kayak mimpi banget tiba-tiba harus pulang dan kembali ke realita bahwa besoknya adalah UAS dan statistik pula. seiring melajunya kereta menuju Jakarta, berat banget ninggalin Jogja karena rasanya belum puas dan masih mengganjal. andai aja kita disana lebih lama, andai aja besoknya gue nggak harus UAS jadi bisa extend. Gagalnya nerbangin lampion nggak mengurangi betapa menyenangkannya kita. gue pribadi seneng banget dan nggak nyesel untuk memutuskan pergi ke Jogja. ngerasain jauh dari Jakarta dan merasakan liburan singkat sebelum menghadapi minggu-minggu UAS yang terbentang, cuma agak nggak klimaks aja. nggak ada yang harus disesali dan disalahin kok.
Terima kasih kalian! Terima kasih Kirana yang dari awal menyanggupi ajakan impulsif gue, makasih sudah meng-arrange liburan ini dan mengurus semuanya dari hotel, mobil, sampai memutuskan apa saja yang harus diputuskan, Lunas ya janji gue, kir :p. Terima kasih kak Raras dan kak Dival yang telah melewati ini semua bareng-bareng. Maafin kalo gue sepasif itu hehe Liburan ini menyenangkan bukan karena tujuannya, tapi karena orang-orang di dalamnya. masih ada satu janji lagi, semoga kita bisa melaksanakannya berempat!

(23 Juni 2013)
Ya, masih ada satu janji lagi and we did it! setelah gagalnya penerbangan lampion di borobudur membuat gue semakin obses dengan flying lantern ini. the date was set sejak kita pulang kita udah menetapkan mau diterbangin kapan dan dimananya. Dari mulai bingung beli flying lantern sampe lampion itu diterbangkan pun masih dengan banyak drama haha. bukannya belajar buat UAS malah nge-search yang jual flying lantern. finally, that after midnight another my bucketlist, letting go of a flying lantern, checked! perfect time and perfect place bisa nerbangin di pinggir laut Anyer dan di bawah bulan purnama,iyataujijibgtemang. walaupun nggak 1000 lampion tapi tetep kok berkesan xixi. semoga mimpi dan wish yang terbang bersamanya terwujud, haha tetep ngarep. anyway, gue jadi ketagihan nerbangin lampion, yuk terbangin lagi :p













 me, officially flying lantern addicted
-LoveLipes♡

CONVERSATION

0 comments:

Back
to top